PARADASE.id – Komisi III DPRD Bontang menggelar rapat kerja terkait realisasi pemanfaatan void tambang PT Indominco Mandiri (IMM). Rapat digelar di kantor DPRD Bontang, Senin (07/08/2021) pagi.
Anggota Komisi III Abdul Malik menyatakan, pihaknya mendesak pemerintah agar mempercepat realiasasi rencana itu. Hal itu lantaran, Bontang disebut berada di ambang batas krisis air.
Terlebih, berdasarkan penelitian dari PT IMM dan Universitas Mulawarman mengatakan, air bekas lubang tambang itu layak dijadikan sebagai air baku yang aman dikonsumsi warga.
“Kan sudah ada hasil penelitian, dan tim percepatan pun sudah dibentuk, kami mau tau seperti apa program kerja dari pemerintah agar rencana ini bisa dipercepat,” ujar Abdul Malik.
Mengenai tim percepatan yang dibentuk pada 29 April lalu, Abdul Malik mengatakan harusnya telah memiliki program kerja yang jelas.
Adapun yang terlibat dalam tim percepatan ini di antaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), PUPRK, Bapelitbang, PT IMM, dan Perumda Tirta Taman.
Asisten II Pemkot Bontang Zulkifli ditunjuk sebagai ketua tim. Sementara Sekertaris tim yakni Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air, PUPRK Karel.
“Kami beri waktu dua pekan untuk menyusun program kerja, kemudian paparkan di Komisi III pada pertemuan selanjutnya,” ujarnya.
Lebih jauh, Abdul Malik menyatakan, dari beberapa opsi yang mereka tinjau sebagai sumber air baku, air di eks void tambang IMM dinilai paling cepat dan realistis untuk dieksekusi. Sementara opsi lain, seperti menunggu Bendungan Marangkayu atau Waduk Kanaan dinilai jauh dari harapan.
“Pemanfaatan air bekas lubang tambang paling cepat untuk bisa dilakukan, opsi lain masih jauh dari harapan. Kami juga akan koordinasi dengan DPRD Bontang mengenai rencana ini,” pungkasnya. (Adv)