Paradase.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengembangkan inovasi teknologi dalam pembangunan infrastruktur di sektor sumber daya air (SDA), khususnya dalam meninggikan muka air sungai, melalui penggunaan teknologi bendung modular.
Melalui unggahan di akun Instagram resmi Kementerian PUPR, @kemenpupr, pada Senin (14/8), diinformasikan bahwa teknologi bendung modular ini merupakan hasil karya Kementerian PUPR yang telah berhasil dipatenkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Teknologi bendung modular terbukti mampu mempermudah, mempercepat, dan mengurangi biaya pembangunan infrastruktur bendung. Keunggulan ini terlihat dari proses konstruksi yang tidak memerlukan alat berat dalam pemasangan bekisting, sehingga teknologi ini dapat diterapkan dengan lebih mudah di daerah terpencil yang sulit diakses.
Dalam hal kualitas konstruksi, bendung modular ini cocok untuk diaplikasikan pada sungai dengan segmen upper middle reach, dengan material sedimen utamanya berupa pasir halus dan kerikil.
Kementerian PUPR pertama kali menerapkan prototipe Bendung Modular di Sungai Cikarag, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013. Kemudian, pada tahun 2016, pembangunan bendung modular juga dilakukan di Sungai Kalisade, Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun 2018, pembangunan bendung modular juga berhasil diwujudkan di Sungai Gugubali, Desa Tiley, Pulau Morotai, Maluku Utara. Bendung ini memiliki lebar sekitar 30 meter dan bertujuan untuk mengairi daerah irigasi seluas 300 hektar.
Bendung modular ini dirancang menggunakan blok-blok beton tipe Pusair yang saling terhubung dan mengunci, membentuk struktur ambang untuk mengendalikan muka air dan pelimpah bendung.
Masing-masing blok beton memiliki berat sekitar 170 kilogram, sehingga masih memungkinkan untuk diangkat secara manual oleh 2-3 orang tanpa perlu menggunakan alat berat.
Pembangunan jaringan irigasi dengan konsep bendung modular memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendekatan konvensional, seperti sambungan saluran irigasi yang kuat dan tahan lama untuk mengurangi risiko kehilangan air akibat longsor dinding saluran.
Struktur yang dibangun dengan blok-blok beton ini dapat beradaptasi dengan perubahan dasar sungai, memungkinkan penggantian bagian yang rusak atau terdepresiasi dengan lebih mudah berkat konsep modular. Selain itu, struktur ini terdiri dari beberapa segmen yang terpisah (segmental).
Kelebihan lainnya adalah kemampuan meningkatkan aerasi di bagian hilir struktur bendung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas air (ekohidrolik), mengurangi biaya produksi, serta mempercepat waktu pelaksanaan proyek. (Sumber: kompas.com/Suhaiela Bahfein)
Editor: Faizah