PARADASE.id – Wacana yang sempat beredar di media sosial terkait penghapusan pelajaran sejarah dari kurikulum pendidikan nasional memancing ragam respon. Kendati Kemendikbud telah membantah hal tersebut, kicauan seputar polemik ini masih mengundang banyak tanda tanya.
Paradase.Id mencoba menanyakan perihal tersebut kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang. Kepala Bidang Pendidikan (Kabid) Dasar (Dikdas) Saparudin, mengaku tidak ingin berkomentar banyak terkait wacana itu lantaran keputusan kebijakan berada di tangan pemerintah pusat.
“Saya belum bisa komentar terkait isu penghapusan mata pelajaran sejarah. Apalagi hingga saat ini belum ada aturan pasti jika mata pelajaran sejarah akan dihapuskan,” ujarnya saat ditemui di Autis Center, Senin (28/9/2020) pagi.
Menurutnya wacana penghapusan maupun perubahan status mata pelajaran sejarah dari kurikulum harus dipertimbangkan dan dilakukan kajian ulang yang mendalam.
“Saya pribadi, tentu perlu kajian ulang untuk dihapusnya pelajaran sejarah,” ucapnya.
Lanjutnya, tidak selamanya sejarah mengisahkan hal yang baik tentu ada bagian dari sejarah yang berdampak negatif. Oleh dari itu segala kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu jangan sampai terulang kembali dan sebaliknya sejarah yang mengisahkan kebaikan dapat digunakan untuk mendidik generasi penerus ke depannya.
“Pernah ada ungkapan jika dengan belajar sejarah membuka bobroknya masalah lalu. Sejarah bisa dipelajari dengan catatan masa lalu tetapi jangan sampai terulang kembali di masa depan,” tutupnya. (Adv)