Paradase.id – Anggota Komisi II DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang meminta masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, untuk tidak menggunakan gas elpiji tiga kilogram dalam kehidupan rumah tangganya. Sebab penggunaan tabung gas melon tersebut, seharusnya diperuntukkan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah alias miskin.
Hal itu pihaknya sampaikan, agar tidak terjadinya kelangkaan pasokan gas elpiji melon di Bontang. Sebab dalam kondisi tertentu, pasokan mengalami kelangkaan yang mengakibatkan warga menjadi kesulitan untuk mencari.
“Kuota gas elpiji tiga kilogram ini sebenarnya sudah dihitung dan ditetapkan untuk setiap daerah, Terjadi kelangkaan karena banyak dipakai oleh kalangan menengah ke atas,” kata Politisi Nasdem tersebut saat dikonfirmasi, Senin (8/7/2024).
Pria yang akrab disapa BW itu menyebut, keberadaaan elpiji tiga kilogram memang lebih diminati semua kalangan. Sebab harganya lebih murah, dan mudah dibawa ke mana saja. Namun, sejatinya yang digunakan masyarakat mampu adalah elpiji dengan ukuran di atasnya, terutama elpiji berkapasitas 12 kilogram.
“Hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dan regulasi yang ada. Ditambah kesadaran masyarakat yang kurang. Jadi pemkot harus memperketat pengawasannya baik di tingkat distributor agen hingga pangkalan,” ucapnya.
Belum lagi, kata dia, persoalan adanya praktik penyalahgunaan distribusi gas elpiji yang dijual ke luar daerah terdekat, seperti Sangatta dan Teluk Pandan. Hal ini akhirnya turut berdampak pada kurangnya pasokan yang masuk ke Bontang. Pihaknya meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait, agar mengambil langkah tegas. Dengan begitu, pendistribusian bisa tepat sasaran dan tak menimbulkan kelangkaan pasokan di lapangan. (ADV/DPRDBontang)