Paradase.id – Ketua Komisi III DPRD Kota Bontang Amir Tosina soroti Keluhan nelayan lokal dengan Kedatangan Kapal Luar Kota di Pelabuhan Tanjung Limau.
Amir Tosina pun meminta ketegasan Pemerintah Kota Bontang dalam mengatur keluar masuknya kapal luar kota. Ia mengatakan, nelayan luar telah menyebabkan antrian BBM bagi kapal nelayan lokal, serta kurangnya perolehan BBM untuk kapal-kapalnya.
“Karena datangnya nelayan luar ini menyebabkan antrian BBM bagi kapal nelayan lokal, serta kurangnya perolehan BBM untuk kapal-kapalnya,” ungkap Amir beberapa waktu lalau.
Permasalah tersebut datang dari keluhan masyrakat di Pelabuhan Tanjung Limau. Pelabuhan yang merupakan salah satu fasilitas transportasi laut di Kota Bontang menjadi sasaran datangnya kapal-kapal nelayan dari luar kota.
Dari data yang di ungkap warga setempat. Terdapat 30 kapal nelayan dari luar kota, terutama dari daerah Sulawesi, yaitu Donggala, telah memasuki wilayah perairan Bontang dan membongkar ikan di Pelabuhan Tanjung Limau. Hal ini sudah terjadi selama lima tahun terakhir.
Hal ini dapat menimbulkan keresahan bagi nelayan lokal yang merasa dirugikan oleh kehadiran nelayan luar tersebut.
Diapun menginginkan, pihak pemerintah maupun pihak terkait agar mempertegas aturan bagi nelayan luar yang turut menggunakan fasilitas di Pelabuhan Tanjung Limau, mulai dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), penimbangan, hingga BBM.
“Semua fasilitas digunakan oleh nelayan luar, apalagi BBM yang kadang membuat nelayan lokal kekurangan data,” terangnya.
Ia pun berharap, pemerintah daerah bisa memberikan perhatian lebih kepada nelayan lokal yang sudah lama beroperasi di Pelabuhan Tanjung Limau.
“Saya harap pemerintah lebih memikirkan nelayan lokal kita,” tutupnya.(adv/dprdbontang)