PARADASE.id – Pola pengasuhan dan pendidikan anak sangat berdampak terhadap tumbuh kembang anak.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Yuti Nurhayati, mengatakan dalam mendidik dan mengasuh anak dibutuhkan pengetahuan. Pendidikan di sekolah dan di rumah haruslah sejalan.
“Jangan sampai di sekolah anak diarahkan ke kiri dan di rumah anak diarahkan ke kanan, jadinya tidak nyambung membuat anak akan bingung. Misalnya hari ini ayahnya mengajarkan A, besok tantenya mengajarkan B, sehingga tidak sinkron, dan komunikasi dengan anak kembali ke nol lagi,” ujar Yuti Nurhayati, Senin (02/11/2020) pagi.
Maka dari itu pihaknya memiliki program yang dinamakan PAUD Holistik Integratif. PAUD holistic integeratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh/menyeluruh yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan serta perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak usia dini.
“Sehingga kami bekerja sama dengan Puskesmas yang ada di Bontang utnuk rutin memeriksakan tumbuh kembang anak seperti melakukan ukur lingkar kepala, tinggi badan, berat badan, pemeriksaan gigi dan banyak lagi yang lainnya,” sebutnya.
Diungkapnya, pihaknya pun menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB (DPPKB) Bontang untuk memberikan pemahaman seksual.
“Jadi ada lagunya, jangan disentuh bagian bibir, dada (maaf), bagian belakang dan bagian sensitive lainnya. Sejak kecil mereka harus diajari, misalnya anak perempuan. Siapapun tidak ada yang boleh menyentuh termasuk ayahnya sendiri kecuali ibunya,” terangnya.
Di sekolah PAUD pun, anak-anak usia dini diajarkan untuk menggunakan toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan. Oleh dari itu pihaknya hingga saat ini sangat memerlukan guru PAUD laki-laki, untuk mengurus peserta didik laki-laki.
“Kami masih upayakan untuk mengurus keperluan anak usai dini yang pria harus diurus yang pria juga karena perbandingannya 1000 banding 1 laki-laki yang mau menjadi guru PAUD,” tuturnya.
Pihaknya juga selalu mengedukasi para orang tua, untuk tidak membiasakan anaknya menggunakan pakaian yang terbuka ketika berada di luar rumah. Karena pelaku kejahatan seksual yang kerap menyerang anak-anak biasanya dilakukan oleh orang terdekat.
“Mohon maaf, pelaku bisa saja tetangga, om, kakek maupun saudara dari anak tersebut,” ungkapnya.
“Untuk Bontang Alhamdulillah belum ada kasus untuk kekerasan seksual pada anak di sekolah PAUD selama saya menjabat 5 tahun lebih di sini,” ujarnya.
Ia pun menyarankan kepada para orang tua untuk tidak memudahkan kepada orang lain untuk terlalu akrab dengan anaknya. (Adv)