PARADASE.id – Wakil Ketua I DPRD Bontang Junaidi meminta Pemkot Bontang khususnya Dinas Kesehatan untuk terbuka serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tata cara menjalani normal baru (new normal) di tengah pandemi Covid-19.
Dia menyampaikan, sekecil apapun informasi terkait Covid-19, dapat dipublikasikan pemerintah ke masyarakat sebagai edukasi saat menjalani tatanan normal baru.
Ia pun mengaitkan hal ini pada kejadian serupa di tahun 1918 dimana ‘flu Spanyol’ juga mengakibatkan sekira 55 juta jiwa kehilangan nyawa.
“Hampir sepertiga manusia di bumi terpapar virus dari flu tersebut,” ujarnya.
Menurutnya ada dua poin yang yang menjadi kelemahan dalam penanganan flu Spanyol tersebut yakni belum terbukanya pemerintah terhadap masyarakat terkait apa itu flu Spanyol. Hal ini dikarenakan pemerintah lebih mementingkan kepentingan ekonomi, sehingga menyembunyikan bahaya dari flu Spanyol.
Lalu setelah meningkat dan banyaknya angka kematian, barulah pemerintah menjelaskan bahwa pada saat itu telah terjadi pandemi.
Pada saat itu juga legitimasi pemerintah sangat lemah sehingga masyarakat tidak lagi mempercayai pemerintah setempat.
“Karena masyarakat merasa dibohongi,” bebernya.
Ketidakdisiplinan masyarakat menjadi salah satu faktor lemahnya penanganan virus.
Ia pun membandingkan dalam lingkup Asia, Indonesia sangat jauh jika dibandingkan dengan Filipina maupun Jepang. Peran pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar masyarakat benar-benar bisa paham terkait bahaya dari Covid-19 ini dibutuhkan.
Lanjutnya, dari kejadian 102 tahun yang terjadi di Spanyol bisa menjadi pelajaran di era tatanan normal baru seperti riset yang dibacanya ada dua cara yang bisa diterapkan di era new normal.
“Pertama immunity, bagaimana cara pemerintah memberikan sosialisasi dimana masyarakat harus menjaga imunitas tubuh karena ketika imunitas tubuh turun maka otomatis tubuh akan mudah terpapar sebuah virus. Seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan lakukan olahraga agar tubuh tetap bugar,” paparnya.
“Kedua, lakukan physical distancing, dari sosial distancing maka ubah menjadi physical distancing untuk bisa disosialisasikan benar-benar kepada masyarakat agar mereka paham,” tuturnya.(Adv)