Paradase.id – National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat mengemukakan hasil studi terbarunya mengenai seseorang dengan kebiasaan mendengkur atau sleep apnea ternyata mempunyai resiko lebih tinggi mengalami long Covid jika terinfeksi.
NIH mendalami studi mengenai long Covid sejak tahun 2021 lalu. Studi yang termasuk dalam progam RECOVER ini dilakukan pada 3 kelompok yang berbeda secara bertahap.
Berdasarkan dari analisis terakhir, perempuan dengan kondisi sleep apnea memiliki resiko 89 persen lebih tinggi mengalami long Covid. Sementara pada pria, resikonya terbilang lebih sedikit, yakni 59 persen.
Studi ini melakukan analisa berdasarkan data kesehatan elektronik warga Amerika Serikat yang berjumlah hampir 1,8 juta orang.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep pada Kamis (18/5) lalu mempelajari efek jangka panjang Covid-19 selama periode empat tahun
“Orang dewasa dengan sleep apnea beresiko lebih tinggi untuk gejala Covid-19 yang bertahan lebih lama dan parah,” ujar Lorna Thorpe, penulis studi sekaligu pemimpin progam RECOVER Clinical Science Core, melansir CNN.
Untuk memahami hubungan lebih sleep apnea dengan long Covid, Thorpe melakukan melakukan pemantauan terhadap kelompok yang lebih kecil, yakni 330 ribu pasien. Dalam pemantauan tersebut, ditemukan bahwa orang dengan kondisi sleep apnea memiliki resiko 12 persen lebih tinggi terkena long Covid.
Menurut Thorpe, perbedaan ini terjadi akibat faktor lain yang mempengaruhi. Misalnya seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Menurutnya, resiko long Covid pada orang yang mengalamk sleep apnea kemungkinan berada di tengah (antara 12 persen dengan 59 persen atau 89 persen). Untuk itu diperlukan studi tambahan guna mengetahuinya.
Sementara pada analisis lanjutan, para peneliti memeriksa rekam medis 102 ribu anak dengan sleep apnea. Hasilnya, tidak ditemukan adanya korelasi antara sleep apnea dan long Covid.
Diidentifikasi memang sleep apnea dapat menyebabkan peningkagan peradangan. Hal ini dikemukakan oleh Dokter spesialis tidur dari Mayo Clinic Bhanu Prakash Kolla.
“Hal ini (sleep apnea) berpotensi mengganggu tidur yang mengarah pada peningkatan kecenderungan untuk mengembangkan infeksi dan menurunkan kekebalan tubuh,” ucap Kolla. (Sumber: cnnndonesia.com)
Editor: Bintang