Paradase.id – Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang, Adrof Dita, menyoroti ketimpangan mencolok dalam pengalokasian anggaran setelah adanya peningkatan signifikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kota Bontang untuk tahun anggaran 2024, yang kini mencapai Rp3,3 triliun. Meski APBD mengalami kenaikan, anggaran untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada justru mengalami penurunan.
Anggaran RSUD Taman Husada yang sebelumnya sebesar Rp254,71 miliar, kini turun menjadi Rp247,89 miliar, menciptakan defisit sebesar Rp6,81 miliar. Penurunan anggaran ini memicu kekhawatiran Adrof Dita mengenai dampaknya terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut.
“Dengan APBD yang meningkat, penurunan anggaran di sektor kesehatan menjadi sebuah kontradiksi. Kesehatan adalah layanan dasar yang sangat penting dan harus mendapat perhatian serius dari pemerintah,” tegas Adrof Dita. Ia menilai bahwa penurunan anggaran ini berpotensi merugikan masyarakat, terutama dalam hal akses dan kualitas layanan kesehatan.
Adrof Dita juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran, terutama untuk sektor-sektor vital seperti kesehatan. Ia mengingatkan pemerintah untuk menjelaskan dengan jelas alasan di balik keputusan pengurangan anggaran RSUD Taman Husada agar publik dapat memahami dasar kebijakan tersebut.
Dia berharap agar pemerintah kota mempertimbangkan kembali keputusan ini dan memastikan bahwa sektor kesehatan mendapatkan prioritas yang sesuai dengan peningkatan APBD. Menurutnya, layanan kesehatan yang memadai adalah hak setiap warga negara dan harus dipenuhi secara optimal.
Sebagai anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera, Adrof Dita menegaskan bahwa pengalokasian anggaran yang adil dan sesuai kebutuhan masyarakat harus menjadi prioritas. Ia mendesak agar ke depan, semua sektor vital termasuk kesehatan, mendapatkan perhatian dan dukungan anggaran yang proporsional.(Adv/DPRDBontang)