PARADASE.ID. Langkah inisiatif dilakukan Pemkot Bontang. Yakni, dengan memesan 1.000 buah alat Rapid Test atau tes cepat covid-19. Yang rencananya tiba di Kota Bontang di awal April mendatang.
“Kita pesan 1.000 buah rapid test. Mudahan semua bisa dites,” ungkap Walikota Bontang Neni Moerniaeni.
Sebelumnya pemerintah pusat telah menyediakan 80 buah alat rapid test yang hanya diprioritaskan bagi tenaga medis dan garda terdepan dalam memerangi Covid-19.
Merujuk pada hal tersebut Neni Moerniaeni, menilai bahwa minimnya alat tes cepat tersebut membuat tim tidak leluasa bekerja dalam melawan covid-19.
Neni sendiri saat ini sudah melakukan rapid test Corona COVID-19 pertama di Rujab Wali Kota, Minggu (29/03). Dan hasilnya menyatakan negatif.
“Tes cepat atau rapid test virus corona idealnya dilakukan dua kali. Nanti besok lanjut tes lagi,” kata Neni saat dikonfirmasi.
Selain Neni, 32 orang dari tenaga medis di RSUD Taman Husada Bontang, 15 orang Tim Dinkes Bontang, 3 PDP serta 16 ODP juga melakukan rapid test. Dan hasil dari rapid test mereka, dinyatakan negatif.
“Pasien juga 3 orang negatif, 16 ODP juga negatif. Termasuk 2 orang dari Itjima Ulama, juga hasilnya negatif. Total ada 60 orang dites semua negatif,” bebernya.
Selain itu Neni juga menerangkan bahwa tes cepat dilakukan dengan memeriksa darah untuk melihat antibodi yang muncul jika seseorang terserang virus penyerang saluran pernafasan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Namun, jika belum ada gejala, tes cepat dapat menunjukkan hasil negatif karena antibodi tersebut belum keluar. Kondisi ini sering disebut dengan hasil negatif palsu. Dalam jangka waktu satu pekan setelah tes pertama, seandainya terserang Covid-19, tubuh sudah mengeluarkan antibodi yang dapat dilihat melalui alat uji cepat.
Kalau negatif, tubuh tetap tidak memproduksi antibodi tersebut. Itulah yang menjadi alasan pemerintah menyarankan agar tes cepat dilakukan dua kali. (Adv)