Paradase.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan terdapat beberapa faktor penyebab yang membuat turunnya perekonomian domestik pada kuartal III. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut lebih rendah jika dibanding pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen.
“Bila dibandingkan dengan triwulan III-2022 atau secara yoy ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen,” jelas Amalia dalam konferensi pers, Senin (6/11).
Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter/qtq) perekonomian Indonesia tumbuh 1,60 persen pada kuartal III-2023. Angkar pertumbuhan ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 3,86 persen.
Amalia menilai, penurunan harga komoditas global memberikan pengaruh pada kinerja ekonomi Indonesia. Hal itu membuat ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing -4,26% dan -6,18% pada kuartal III-2023.
“Ekspor mengalami kontraksi pada ekspor barang non migas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, mesin atau peralatan listrik, serta ekspor barang migas seperti gas alam, hasil minyak dan minyak mentah,” ucap Amalia.
Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi juga disebabkan oleh konsumsi pemerintah. Tercata konsumsi pemerintah yang memiliki distribusi sebesar 7,16 persen terhadap PDB turun 3,76 persen.
Amalia menjelaskan terkontraksinya konsumsi pemerintah dikarenakan adanya penurunan belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial. Ditambah ada pergeseran pencairan gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN), dari yang biasanya di kuartal III menjadi kuartal II.
“Pada 2022 pembayaran gaji ke-13 dilakukan di triwulan III, sedangkan pada 2023 terjadi di triwulan II sehingga konsumsi pemerintah tumbuh 10,57% pada triwulan II-2022 dan kontraksi 3,76% di triwulan III-2023,” tuturnya.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 ditopang oleh aktivitas domestik yang terjaga, peningkatan mobilitas, dan sektor pariwisata. Konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, mencatat pertumbuhan 2,63 persen.
“Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertubuhan tertinggi yakni sebesar 2,63%. Kontribusi ini sebenarnya relatif kecil jika dibandingkan triwulan lalu karena konsumsi rumah tangga telah mencapai pincaknya biasanya ri triwulan II-2023,” pungkasnya.
Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga tumbuh 64,87 persen pada kuartal III-2023 mendekati level pra pandemi COVID-19. Lalu, jumlah perjalanan wisatawan Nusantara juga tumbuh sebesat 13,35 persen.
Kemudian, lanjut dia, aktivitas produksi juga tumbuh dengan solid. Dan disamping itu daya beli masyarakat juga meningkat, diindikasikan dengan inflasi yang terkendali.(sumber: detikFinance/Anisa Indraini)
Editor: Annisa