PARADASE.id – Proyeksi pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) Kota Bontang diperkirakan mengalami penurunan pada tahun 2021 mendatang.
Kepala Bapenda Bontang Sigit Alfian melalui Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Potensi Pendapatan Daerah, Muhammad Ridwan menuturkan, penurunan itu terlihat dalam kebijakan Reformasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2021 oleh Pemerintah Pusat.
Disebutkan, jumlah DBH Bontang sebesar Rp 345,6 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan BDH tahun 2020 yang berjumlah Rp 444,9 miliar.
“Jumlah DBH Bontang tahun depan menurun, selisihnya sekitar Rp 99,3 miliar,” ujar Ridwan saat ditemui di kantornya, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Bontang Baru, Bontang Utara, Jumat (17/10/2020) siang.
Untuk mengatasi hal itu, Ridwan menuturkan Kota Bontang harus bisa mendorong kemandirian daerah mulai tahun depan. Kemandirian tersebut diwujudkan dengan meningkatkan realisasi pendapatan daerah melalui pajak di berbagai sektor.
Berdasarkan pengamatannya, DBH yang setiap tahun cenderung menurun bisa jadi dorongan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk melakukan kemandirian ekonomi.
“Saya liat DBH setiap tahun cenderung turun. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus bisa mandiri dengan memaksimalkan PAD (Pendapatan Asli Daerah),” pungkasnya.
Pada 29 September 2020 lalu, Rapat Paripurna DPR RI mensahkan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021. Di dalamnya, mengatur komponen belanja negara Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang jumlahnya mencapai Rp 795,48 triliun.
Penurunan DBH yang dialami Kota Bontang pada tahun 2021, tak terlepas dari sejumlah komponen yang disepakati DPR RI terhadap KUA 2021 dalam penyusunan APBN Tahun Anggaran 2021.
Komponen pertama, ekonomi Indonesia tahun 2021 diproyeksi tumbuh 4,5-5,5 persen dengan mempertimbangkan faktor vaksin Covid-19, reformasi struktural, dan dukungan ekspansi fiskal.
Kedua, Laju inflasi diperkirakan pada kisaran 3 persen, dengan faktor pengaruh utama terkait pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat.
Ketiga, Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS).
Keempat, Suku Bunga SPN 3 bulan. Rata-rata suku bunga SPN 3 bulan tahun depan berkisar 7,29 persen.
Kelima, Lifting Minyak dan Gas Bumi. Lifting minyak diperkirakan mencapai 45 USD/barel dan lifting gas 1.007 ribu barel setara minyak per hari. (Adv)