Paradase.id – Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim hari ini menyatakan kesediaan Malaysia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Palestina. Hal ini dilakukan jika mandat diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Topik ini menjadi pembicaraan utama dalam percakapan telepon antara dirinya dengan Presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, kemarin.
Kantor berita Malaysia Bernama melansir, Anwar menyambut baik gagasan kerja sama misi penjaga perdamaian internasional Malaysia-Indonesia, dan potensi kerja sama tersebut dapat diperluas ke kawasan ASEAN.
“Dalam perbincangan kami yang berdurasi kurang lebih tiga menit tersebut, kami juga bertukar pandangan mengenai isu-isu terkini, khususnya peran terkini Prabowo dalam mewakili Indonesia di panggung internasional, dan visinya untuk kolaborasi dan perdamaian regional dan global,” tulis Anwar Ibrahim melalui unggahan di Facebook.
“Menyinggung situasi kemanusiaan di Palestina, saya menyampaikan kesiapan Malaysia untuk bekerja sama, termasuk dalam penempatan pasukan penjaga perdamaian bersama Indonesia, jika mandat diberikan oleh PBB,” ia menambahkan.
Pada saat yang sama, Anwar juga mengucapkan tahniah dan mendoakan agar Prabowo segera pulih setelah sukses menjalani operasi besar pada pekan lalu.
“Saya juga berdoa agar selama masa kesembuhannya, selama masa pemulihannya, Prabowo mendapat perawatan dan pengobatan yang baik, serta diberikan kesembuhan yang cepat agar dapat segera menjalankan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya,” ujarnya.
Prabowo yang merupakan Presiden terpilih masa jabatan 2024-2029 menjalani operasi pemulihan cedera yang dideritanya selama bertugas di militer. Perdana Menteri juga menyampaikan harapannya agar pemilu Indonesia, yang akan berpuncak pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November, akan berjalan lancar. “Semoga segala persiapan pelantikan Prabowo sebagai Presiden 20 Oktober 2024 berjalan lancar,” kata Anwar.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sebelumnya mengatakan, Mabes TNI akan mengikuti mengikuti prosedur dari PBB terkait pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza. Pasalnya, konsep pasukan perdamaian adalah gabungan bersama dengan negara-negara lain,
Kendati demikian, TNI sudah menyiapkan 650 personel atau untuk disiapkan untuk dikirimkan ke Palestina. Namun, pemerintah Indonesia masih menunggu resolusi dan mandat dari PBB.
“Kesimpulan dari paparan ini adalah pengiriman pasukan perdamaian untuk Palestina masih menunggu resolusi dan mandat PBB. Mabes TNI sudah menyiapkan pasukan dengan ketentuan pledging ke UN,” ujar Agus dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).
Untuk keperluan administrasi pengiriman pasukan perdamaian ke Palestina, menurut Agus, TNI saat ini telah masuk pendaftaran atau tingkat level I. Apabila mandat dan resolusi PBB keluar, maka pemerintah akan meneruskan usulan tersebut untuk proses selanjutnya ke level II.
Saat ini, dibutuhkan mandat dari PBB untuk membentuk code development atau operasi bersama negara di ASEAN. Sedangkan untuk Kementerian Pertahanan (Kemenhan) masih menyiapkan berbagai izin prinsip untuk menggelar operasi di Gaza dengan berkoordinasi dengan Siprus, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS) untuk penggunaan dermaga apung sementara di daerah operasi.
Jenderal Agus Subiyanto kemudian mengatakan sudah berbicara dengan pihak militer Malaysia dan Singapura yang ingin bekerja sama dalam misi perdamaian di Gaza. “Saya sudah bertemu dengan Panglima Australia dan Panglima Singapura, mereka juga menginginkan untuk joint operation,” kata Jenderal Agus saat berada di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024).
Agus pun menyambut baik ajakan kedua negara itu dalam melakukan kerjasama operasi misi perdamaian. Menurut Agus, kerja sama antarnegara khususnya di wilayah Asia sangat dibutuhkan untuk mendamaikan konflik yang ada di Gaza.
Presiden Terpilih sekaligus Menhan, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, mengatakan, Republik Indonesia (RI) bersedia mengirim pasukan penjaga perdamaian untuk menegakkan gencatan senjata di Gaza, Palestina, jika diperlukan. Prabowo mengatakan, proposal tiga fase gencatan senjata di Gaza yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden adalah langkah ke arah yang benar.
“Jika diperlukan dan diminta oleh PBB, kami siap menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian yang signifikan untuk memelihara dan memantau prospek gencatan senjata ini serta memberikan perlindungan dan keamanan kepada semua pihak dan semua pihak,” kata Prabowo saat menjadi pembicara dalam acara Shangri-La Dialogue ke-21 di Singapura, Sabtu (1/6/2024).
Sumber: Republika