Paradase.id – Angka stunting di Bontang yang masih tinggi hingga pertengahan 2024 mendapat sorotan serius dari anggota DPRD Bontang. Adrofdita, dari Komisi I DPRD Bontang, menyampaikan bahwa data terbaru menunjukkan belum adanya penurunan signifikan dalam kasus stunting dibandingkan periode sebelumnya.
Dia menegaskan perlunya penajaman strategi penanganan dan intervensi untuk penderita stunting. Adrofdita meminta agar tim Pemkot Bontang tidak cepat merasa puas dengan hasil saat ini. Tujuannya adalah untuk mengendalikan angka stunting agar tidak terus melonjak.
“Upaya yang telah dilakukan perlu direview secara menyeluruh. Begitu pula dengan kinerja organisasi atau tim terpadu yang terlibat,” jelas Adrofdita, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Wakil Ketua Komisi I DPRD Bontang, Tri Ismawati, menambahkan pentingnya keberlanjutan program penanganan stunting. Dia menekankan bahwa edukasi mengenai pola asuh dan gizi seimbang harus terus digalakkan di masyarakat sebagai langkah pencegahan.
“Peningkatan anggaran juga harus dipertimbangkan. Semua pihak harus tetap waspada dan tidak lengah,” ujar Tri Ismawati, politisi dari Partai Berkarya, saat dihubungi, Jumat (2/8/2024).
Tri Ismawati juga meminta tim terpadu untuk melakukan pemetaan dan pendataan yang akurat untuk mengetahui wilayah-wilayah yang rawan stunting dan memerlukan intervensi intensif, terutama di daerah pesisir Kota Taman.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Kota Taman mengalami kenaikan signifikan, mencapai 27,4 persen. Angka ini meningkat dari 21 persen pada tahun sebelumnya, menunjukkan kenaikan sebesar 6,4 persen dalam satu tahun. (ADV/DPRD Bontang)