Paradase.id – Daihatsu dikabarkan bakal menghentikan sementara pengiriman semua model yang saat ini sedang diproduksi di Jepang dan luar negeri. Penyetopan itu berkaitan dengan skandal uji keselamatan yang ditemukan pada 64 model mobil.
“Daihatsu hari ini memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi semua model yang dikembangkan Daihatsu yang saat ini sedang diproduksi, baik di Jepang mupun di luar negeri,” kata Daihatsu dalam pernyataan resmi, Rabu (20/12).
Penyataan ini dikeluarkan usai tim independen membuka hasil investigasinya pada Daihatsu setelah ditemukan adanya kecurangan pada bagian pintu untuk uji keselamatan tabrak samping pada 88 ribu unit, yang sebagian besar produk dijual memakai merek Toyota.
Diberitakan Reuters, baru-baru ini terungkap bahwa skandal yang dilakukan justru lebih besar yang diprediksi bisa berpotensi menodai reputasi produsen mobil khususnya dalam hal kualitas dan keamanan. Skandal ini rupanya turut berdampak pada beberapa model Mazda dan Subaru yang dijual di pasar Domestik. Sementara untuk merek Daihatsu dan Toyota berlaku untuk produk global.
Pada bulan Mei lalu, Daihatsu terungkap secara tidak benar mendapatkan sertifikasi pemerintah untuk kendaraan hibrida buat pasar domestik.
Tim independen mengatakan berdasarkan investigasinya ditemukan kejanggalan baru pada 174 item dalam 25 kategori pengujian selain kesalahan yang terdeteksi pada April dan Mei
Temuan lain juga mengemukakan terdapat ketimpangan pada 64 model dan 3 tipe mesin, termasuk produk yang sudah tidak diproduksi. Model tersebut mencakup produk atas brand Daihatsu, Toyora, Mazda, dan Subaru.
Toyota mengatakan dalam pernyataan resminya srtifikasi adalah persyaratan utama bagi produsen menjalankan bisnis. Toyota menyadari betapa parahnya Daihatsu mengabaikan hal itu yang dikatakan ‘mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil’.
Tim investigator memaparkan, masalah yang terjadi di perusahaan bermula dari strategi manajemen dalam hal pengembangan produk jangka pendek. Namun tanpa mitigasi terhadap potensi penyimpangan yang terjadi.
Disampaikan juga oleh tim independen dalam investigasinya bahwa manajemen mengabaikan beban kerja akibat bertambahnya proyek pengembangan model sejak 2013. Dalam rekomendasinya Daihatsu akan mereformasi manajemen dan budaya tempat kerja.
Menanggapi skandal ini Daihatsu secara umum telah melakukan investigasi dan verifikasi teknis dan dukungan ekstensif dari Toyota. Perusahaan juga berkomitmen merevitalisasi operasi sertifikasi dan budaya perusahaan yang mengutamakan kepatuhan.
Kementerian Transportasi Jepang akan melakukan inpeksi langsung terhadap Daihatsu pada Kamis (21/12). Tim independen menyimpulkan bahwa Daihatsu bersalah atas pelanggaran yang melibatkan faktor seperti “tekanan ekstrem karena jadwal pengembangan terlalu ketat dan kaku” serta “kurangnya keahlian para manager”.
Merespon hal tersebut, Presiden Daihatsu Motor Co., Ltd Soichiro Okudaira menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini kepada semua konsumen dan mitra atau stakeholder terkait. (Sumber: cnnindonesia.com)