Paradase.id – Bandara Internasional Dhoho Kediri di Jawa Timur direncanakan siap beroperasi pada akhir pekan depan, yakni 8 Desember 2023.
Direktur PT. Surya Dhoho Investama Maksin Arisandi mengatakan pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri sudah mencapai tahap finalisasi.
Bandara Internasional Dhoho Kediri dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter sudah dalam kondisi fisik yang siap untuk dioperasikan. NAmun, masih perlu diperlukan tahap verifikasi dan kalibrasi sesuaii keentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
“Dari sisi kesiapan bandara sendiri secara fisik kita untuk fungsional operasi sudah siap, memang ada beberapa hal yang harus diselesaikan dahulu bukan hanya fisik tapi juga yang terkait dengan verifikasi maupun kalibrasi, ujar Maksin dalam keterangan tertulis, Jumat (1/12).
Maksin memastikan tanggal 1-3 Desember 2023 akan dilakukan final check kesiapan operasi dan simulasi operasi. Dia menyampaikan Bandara Internasional Dhoho Kediri mulai beroperasi secara komersial pada 8 Desember 2023.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik atas pembangunan Bandara Dhoho Kediri, dirinya mengatakan bandara ini dapat menjadi titik sentral untuk keberangkatan ibadah haji dan umrah.
“Ini akan bisa menjadi salah satu titik sentral embarkasi sehingga bagi masyarakat mataraman raya tidak hanya pada saat ibadah haji tapi juga umroh bisa melalui airport ini,” ucap Khofifah.
Tak lupa Khofifah juga memeriksa kesiapan ruang pemeriksaan imigrasi kedatangan internasional, ruang pemeriksaan bea cukai dan ruang pengambilan bagasi internasional sampai akses garbarata, apron dan runway.
Khofifah juga menyampaikan bahwa bandara ini menjadi kekuatan untuk membangun keseimbangan pertumbuhan pembangunan wilayah utara dan selatan Jatim. Ia mengatakan nantinya juga akan ada berbagai infrastruktur penunjang termasuk jalan tol Kediri-Tulungagung.
“Mungkin lembaga pendidikan sudah harus bersiap untuk lebih imporve karena mungkin berbagai interaksi global internasional juga memberikan dukungan di wilayah pengembangan kualitas SDM di wilayah Kediri raya,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito menyampaikan, pihaknya mengajak kepala daerah di sekitar Gunung Wilis untuk bekerja sama dalam membangun jalur non-tol. Tujuannnya adalah meningkatkan aksesebilitas menuju bandara di wilayah masing-masing.
Dhotio juga memperhatikan multiplier effect dari beroperasinya bandara, tidak hanya berdampak pada Kabupaten Kediri tetapi juga melibatkan daerah sekitarnya.
Dalam upayanya memperlancar keterhubungan antar wilayah, Dhito melakukan koordinasi intensif dengan beberapa kepala daerah di Selingkar Wilis.
“Saya berharap tidak hanya di Kediri, karena nantinya yang menikmati juga kota kabupaten sekitar, (harapannya) bisa untuk menyisihkan anggaran untuk segera membangun jalan non-tol,” pungkasnya.
Dhito bersama pihaknya pun telah memberikan perhatian penuh terhadap jalan penunjang di sekitar bandara, dengan merinci peningkatan pada jalan non-tol seperti Jalan PB Sudirman dan Jalan Jawa. Jalan provinsi juga telah diperlebar untuk memastikan kesiapan beroperasinya bandara ini.
Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.(sumber: detikJatim/Anggita)
Editor: Bintang